(Film Review) Mencuri Raden Saleh: KISAH PERSAHABATAN DALAM AKSI PERAMPOKAN

Oleh: Raisis Aisha Saputra – Secondary 4 Faith

Indonesia telah dibuat bangga dengan film produksi lokal baru berjudul Mencuri Raden Saleh. Film ini diproduksi oleh Angga Dwimas Sasongko yaitu sutradara film yang telah sukses dengan banyak film-film sebelumnya.

Film ‘Mencuri Raden Saleh’ memiliki genre perampokan atau heist dan aksi. Piko (Iqbaal Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), Gofar (Umay Shahab), Sarah (Aghniny Haque), Fella (Rachel Amanda) dan Tuktuk (Ari Irham) berencana untuk mencuri lukisan penting dan bersejarah. Lukisan tersebut, seperti judul filmnya, adalah lukisan Raden Saleh yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Foto : https://kumparan.com/kumparanhits/film-mencuri-raden-saleh-rilis-6-poster-terbaru-bocorkan-adegan-penuh-aksi-1ycvYF7Yicn

Awal film dimulai dengan pelelangan lukisan karya Widayat yang sukses dijual seharga 900 juta. Tanpa diketahui, lukisan tersebut ternyata palsu. Dibuat oleh Piko, seorang mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai ahli pembuat replika lukisan. Piko dibantu oleh temannya Ucup yaitu sebagai hacker dan rekan yang mencari pelanggan.

Walau lukisan replika telah dilelang mahal, tetapi Piko dan Ucup hanya mendapat keuntungan sedikit, seolah dimanfaatkan. Dini, atasan yang sering memberi mereka pekerjaan, sekali lagi memberi mereka projek. Tetapi yang ini berbeda. Dini ingin mereka untuk membuat replika lukisan Raden Saleh dengan bayaran yang sangat besar.

Piko bahagia mendengar ini dan mulai bekerja selama sebulan. Ayah Piko sedang di dalam penjara, dan ini adalah peluangnya untuk mendapatkan uang dan membebaskan ayahnya. Disaat lukisan replika selesai, mereka bertemu Dini. Tapi mereka telah ditipu dan di ancam oleh Permadi (Tyo Pakusadewo), seorang mantan presiden.

Permadi menyuruh mereka untuk mencuri lukisan Raden Saleh yang asli di Istana Negara. Walau ragu, Piko dan Ucup setuju. Disini, mereka mulai merekrut Gofar dan Tuktuk sebagai para mekanik. Fella si jago negosiasi dan Sarah si jago bela diri. Sarah juga adalah pacarnya Piko.

Di percobaan pertama untuk mencuri lukisan, mereka gagal dan ditangkap polisi. Tuktuk pun sampai di penjara untuk beberapa saat. Merasa marah dengan jebakan Permadi, mereka bangkit dan merencanakan percobaan kedua. Tetapi percobaan ini adalah perlawanan.

Grup mahasiswa ini mencuri lukisan Raden Saleh yang asli di rumah Permadi saat pesta ulang tahun anak Permadi sedang berlangsung. Mereka sampai berpura-pura menjadi perencana pesta. Saat lukisan dibawa Piko dan Ucup, ayah Piko datang untuk mencuri apa yang mereka bawa. Piko merasa sangat kecewa dan sedih melihat ayahnya mengkhianati dirinya, dimana Piko telah berusaha keras hanya untuk ayahnya. Tetapi karena grup ini memiliki anggota-anggota yang pintar, ayah Piko telah membawa mobil dengan lukisan palsu. Akhirnya, mereka berhasil mencuri lukisan Raden Saleh.

Film ini secara keseluruhan sangat membanggakan dan luar biasa. Genre perampokan sangatlah jarang dilakukan pada film-film Indonesia, sehingga bagi penonton tanah air, hal ini sangatlah menyegarkan. Kualitas produksi pun terkesan memiliki standar yang tinggi dan mewah. Film 154 menit ini telah diberi dua jempol untuk aspek teknisnya. Dari segi sinematografi, koreografi, hingga soundtrack, film ini juga tidak mengecewakan.

Dalam segi plot, film ini bisa dibilang asik, meskipun beberapa konspirasi mudah ditebak oleh penonton. Akhir film ini pun dibuat ‘menggantung’ sehingga penonton dapat memiliki imajinasi sendiri apa yang terjadi selanjutnya.

Hal yang paling berkesan adalah perkembangan tiap karakter secara individu dan kelompok. Penonton dapat melihat hal-hal yang telah dipelajari sepanjang kisah oleh setiap karakter, termasuk saat para tokoh tidak takut untuk melawan saat dimanfaatkan. Secara keseluruhan, film ini memiliki banyak sekali pelajaran. Seperti, pentingnya persahabatan atau pertemanan, bahwa kita harus berhati-hati dalam mempercayai seseorang. Selain itu film ini juga mengajarkan bahwa banyak sekali orang yang tidak beruntung di dunia ini.

Film ini telah mendapatkan nominasi penghargaan festival film di Indonesia dan juga diputar di bioskop -bioskop di luar negeri. Kita dukung terus hasil karya para pekerja seni industri film Indonesia, dengan menonton film Indonesia. Tidak hanya kita dapat menikmati sebuah film, tetapi juga belajar tentang sejarah, budaya dan pelajaran lain yang dapat dipelajari untuk terus menghargai dan membangun negara kita. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *